Selasa, 15 Oktober 2013

Krisis Energi dan Pemanasan Global

Pemanasan global dan perubahan iklim adalah dua istilah yang kian hari kian terkenal. Diantara para pembaca pasti banyak yang telah memahami keduanya. Namun sebagai bentuk eduksi lingkungan, tidak ada salahnya jika blog ini mengulasnya kembali.
Pemanasan global atau global warming adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, bumi, dan lautan. Sedangkan perubahan iklim atau climate change merupakan perubahan yang signifikan pada iklim, seperti suhu udara atau curah hujan, selama kurun waktu 30 tahun atau lebih. Perubahan iklim merupakan proyeksi kelanjutan dari global warming.
Dalam satu abad terakhir suhu permukaan global telah meningkat antara 0,74 – 0,18 0C. Di Indonesia sendiri, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), suhu rata-rata udara di permukaan tanah di indonesia, mengalami peningkatan sebesar 0,5 0C.
Kedepan, pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin meningkat. Masih menurut data Bappenas, jika dibandingkan dengan periode tahun 1961 hingga 1990, rata-rata suhu di Indonesia diproyeksikan meningkat 0,8 hingga 1,0 0C antara tahun 2020 hingga 2050. Bahkan jika menilik model iklim milik Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC; Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim yang dibentuk PBB), menunjukkan suhu permukaan global akan mengalami peningkatan antara 1.1 hingga 6.4 derajat selama abad ke dua puluh satu.
perubahan iklim pemanasan global
Perubahan Iklim

Penyebab dan Dampak Pemanasan Global

IPCC menyimpulkan bahwa pemanasan global yang terjadi sejak pertengahan abad ke-20 hingga kini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan.
Dampaknya akan sangat dirasakan oleh manusia dan lingkungan hidup. Diantaranya dampak-dampak tersebut adalah tidak stabilnya iklim, meningkatnya permukaan air laut, gangguan ekologis, rusaknya infrastruktur, dan lain-lain. Masing-masing dampak tersebut pun masih akan mendatangkan berbagai dampak susulan lainnya baik dalam bidang ekonomi, ekologi, kesehatan, hingga sosial dan politik.
Konspirasi Pemanasan Global
Namun ternyata juga ada sebagian pihak yang tidak mempercayai tengah terjadinya pemanasan global. Kelompok ini justru menuding bahwa isu pemanasan global (global warming) adalah sebuah konspirasi yang dilakukan oleh para kapitalis untuk meraup keuntungan dan mendapatkan kekuasaan.
Namun apapun itu, dari hari ke hari, bumi terasa semakin tidak ramah. Layaknya seorang ibu kost yang lelah mengurus anak-anak kostnya yang nakal hingga terdengar semakin cerewet dan mudah marah. Dan lagi, perilaku ‘ramah lingkungan’ semisal hemat energi, mengurangi pencemaran udara, serta menanam pohon akan berdampak positif bagi kehidupan manusia. Ini tidak bisa disangkal, bahkan oleh para pendukung konspirasi sekalipun.
Mengapa krisis energi ini bisa terjadi?
Salah satu penyebabnya adalah terlalu besarnya ketergantungan penyediaan energi Indonesia pada bahan bakar minyak. Saat ini, sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Sedangkan bila dilihat dari sisi supply, sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia sudah sangat tua dan tidak layak lagi untuk dioperasikan. Ditambah lagi dengan semakin berkurangnya kegiatan eksplorasi menyebabkan semakin berkurangnya produksi minyak Indonesia. Penurunan kapasitas produksi ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1995, dengan penurunan tercepat terjadi sekitar tahun 2002.
Melihat permasalahan krisis energi itu, harus ada penanganan yang lebih terarah agar krisis energi yang terjadi tidak semakin parah,  karena ketika sumber energi tidak dapat diperoleh lagi maka banyak proyek-proyek industri, kegiatan pendidikan, sosial dan lain sebagainya yang akan terhambat.
Dampak yang ditimbulkan dari krisis energi ini sudah mulai terasa di kalangan masyarakat. Khusunya masyarakat kelas menengah ke bawah. Krisis bahan bakar berbasis fosil ini telah berdampak pada melonjaknya harga bahan bakar. Tidak berhenti di situ saja. Akibat melonjaknya harga bahan bakar dengan berbagai macam produk turunannaya harga sembako ikut melambung. Akhirnya beban masyarakat semakin berat. Nasib masyarakatpun semakin menderita.
Melihat dampaknya yang bisa semakin meluas mempengaruhi seluruh sektor kehidupan, pemerintah Indonesia sedang melakukan upaya-upaya penanggulangan krisis tersebut. Salah satu diantaranya adalah melakukan diversifikasi pemakaian sumber energi, dari yang semula hanya memanfaatkan energi fosil, lalu diperluas dengan memanfaatkan energi berbahan baku nabati sebagai sumber energi alternatif.
Bahan bakar nabati yang sedang dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif adalah tanaman jarak karena tanaman ini dapat diolah menjadi biofdiesel. Pengolahan 3 kg biji jarak akan menghasilkan satu liter biodiesel. Namun, yang masih menjadi kendala adalah konversi lahan untuk penanaman jarak, karena semakin menurunkan persentase lahan untuk pertanian yang pada akhirnya berdampak pada hasil pertanian yang dihasilkan. Hasil yang ditargetkan pun belum maksimal. Tercatat baru sekitar 5 % lahan yang baru terealisasikan sebagai lahan Jarak pada 2007 lalu (dari 600.000 hektar target, hanya tercapai 25.000 hektar).
Kondisi seperti ini tentunya harus menjadi pemantik bagi para peneliti di Indonesia agar bisa dengan cepat menemukan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan bisa mengatasi krisis energi yang semakin mengkhwatirkan. Bila berharap pada bahan bakar fosil tentunya kita akan semakin sulit mengimbangi harga minyak dunia yang semakin melambung harganya. Karena pada saat ini Indonesia sudah mulai mengandalkan impor minyak dari negara lain. Tidak lagi sebagai negara pengekspor minyak seperti beberapa tahun lalu.
Proyek pembangunan reaktor nuklir pun sampai saat ini masih belum bisa terealisasikan. Disatu sisi ada keinginan dari para peneliti untuk segera membangun reaktor nuklir yang bisa dibunakan sebagai sumber energi listrik, namun di sisi lain belum adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkn proyek tersebut. Bila dibandingkan dengan Amerika Serikat atau India, seharusnya kita sebagai anak bangsa lebih bersemangat untuk mendukung pembuatan reaktor nuklir. Karena efisiensi yang dihasilkan jauh lebih besar dibandingkan dengan penggunaan batubara atau minyak bumi. Mengenai limbah nuklir yang dikhawatirkan dapat merusak lingkungan, seharusnya sudah tidak dipermasalahkan lagi karena reaktor nuklir sudah mempunyai SOP (Standar of Procedure) yang mengatur pembuangan limbah tersebut agar tidak sampai mencemari lingkungan. Masyarakatpun tidak perlu khawatir dengan radiasi nuklir karena sekarang lapisan dinding reaktor sudah dibuat sedemikan hingga agar ketebalannya aman untuk digunakan.
Dengan demikian, dalam mengatasi krisis energi di Indonesia tidak cukup bila hanya mengandalkan satu sumber energi alternatif saja, kita harus bisa menemukan banyak sumber energi alternatif yang terbarukan agar pasokan bahan bakar dan listrik untuk dalam negeri bisa terjamin keberadaanya.

Bahaya dan Manfaatnya FORMALIN

Apa Itu Formalin ?
Formalin atau Formic Aldehyde merupakan larutan formaldehida berwarna kuning yang memiliki karakter sebagai stabilisator atau disinfectan. Formldehida berperan membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi sehingga sel bakteri mengering dan membentuk lapisan baru di permukaan bawahnya agar tahan terhadap serangan bakteri yang lain. Pada umumnya formalin digunakan sebagai pengawet kosmetik, pembunuh hama, pembasmi lalat, perekat kayu lapis, pembuatan pupuk area dan pengawet mayat.

Formalin

Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Bahan inibiasanya digunakan sebagai antiseptic, germisida, dan pengawet. Formalin mempunyai banyak namakimia diantaranya adalah:
§  Formol,
§  Methylene aldehyde,
§  Paraforin,
§  Morbicid,
§  Oxomethane,
§  Polyoxymethylene glycols,
§  Methanal,
§  Formoform,
§  Superlysoform,
§  Formic aldehyde,
§  Formalith,
§  Tetraoxymethylene,
§  Methyl oxide,
§  Karsan,
§  Trioxane,
§  Oxymethylene,
§  Methylene glycol.


Dipasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandunganformaldehid 10 – 40% dan secara fisik seperti cairan putih jernih dengan bau yangmenyengat dan tajam.

Bahaya Formalin

Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : Luka bakar pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing. Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). 

Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala, ganggua pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan head dan kemandulan pada perempuan Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan beronsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata. Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, system susunan saraf pusat dan ginjal.

Cara Mengetahui Bahan Makanan mengandung F ormalin
Makanan yang mengandung formalin umumnya awet dan dapat bertahan lebih lama. Formalin dapatdikenali dari bau yang agak menyengat dan kadang-kadang menimbulkan pedih pada mata. Bahan makanan yang mengandung formalin ketika sedang dimasak kadang-kadang masih mengeluarkan baukhas formalin yang menusuk. Ikan asin yang mengandung formalin akan lebih putih dan bersih danlebih tahan lama dibandingkan ikan asin tanpa pengawet yang agak berwarna lebih coklat. Mie basah yang mengandung formalin akan lebih awet, kenyal, keras dan tidak mudah putus. Tahu yangmengandung formalin akan lebih kenyal, tidak mudah pecah dan keras. Bakso yang diberikan formalinakan lebih terasa kenyal dan keras. Ikan dan ayam yang mengandung formalin akan lebih putih dagingnya dan awet.

Makanan yang diberi formalin akan awet, keras dan tidak membusuk. Ikan,bakso, mie basah atau ayam yang diberi formalin tidak akan dimakan oleh kucing sebab kucingmemiliki penciuman yang tajam terhadap bau formalin. Walaupun manusia tidak bisa mencium bauformalin pada bahan makanan namun kucing atau anjing memiliki penciuman yang tajam sehinggahewan ini tidak akan makan makanan yang mengandung formalin. Kesimpulannya jika ayam atauikan yang kita berikan kepada kucing namun kucing tidak mau makan maka ayam dan ikan tersebut sudah diberi formalin.

Makanan (ikan, mie basah, bakso atau ayam) yang diberi formalin tidak akandidatangi dan dikerubungi oleh lalat. Lalat memiliki penciuman yang tajam jika ada hewan yang matimaka akan langsung datang menghampiri hewan yang mati tersebut. Jika ayam dan ikan diberiformalin maka lalat tidak akan datang menghampirinya. Tips ini dapat kita pakai saat hendak membeliikan atau ayam di pasar.

Kegunaan atau manfaat Formalin
Sebenarnya formalin sudah lama digunakan dalam bidang industri dan masyarakat untuk berbagaikeperluan. Di antaranya adalah untuk bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatanproduk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.